Label

Rabu, 31 Oktober 2012

BAGAIMANA PENGARUH OPINI PUBLIK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN?



Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa.
Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority). Subyek opini publik adalah masalah baru yang kontroversial dimana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru.

Pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori:
1.     pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini.
2.     penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan.
3.     deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik.
4.     kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi.
Menurut Dan Nimmo, opini personal terdiri atas kegiatan verbal dan non verbal yang menyajikan citra dan interpretasi individual tentang objek tertentu, biasanya dalam bentuk isu yang diperdebatkan orang.[1]
Perbincangan sehari-hari pendapat masyarakat disamakan dengan pendapat umum. Akan tetapi salah satu pakar ilmu komunikasi Universitas Indonesia berpendapat, misalnya pengertian publik opinion oleh Jafar H. Assegaf dan R.Rukomy mengungkapkan bahwa lebih tepat jika orang menggunakannya dengan istilah opini publik sebagai pengganti dari kata pendapat umum. Alasannya sebagai berikut :
1.      Istilah pendapat umum dalam kamus bahasa Indonesia bahwa kosa kata dapat berarti mendapat imbuhan dengan awalan pen. Kata dapat, yaitu kemampuan untuk berbuat sesuatu
2.      Kata umum berarti luas atau jamak dan tidak spesifik yang menunjukan kepada kelompok tertentu.
3.      Sebaliknya istilah publik lebih tepat dan mempunyai arti sempit yang mewakili kelompok tertentu
Opini adalah serapan dari bahasa asing (opinion), merupakan tanggapan atau jawaban terbuka terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata-kata baik dalam bentuk opini tertulis maupun secara lisan bisa juga sebagai perilaku, sikap, tindakan, pandangan, dan tanggapan lain sebagainya (Ruslan, 1999).
Sementara itu pengertian publik menurut Herbet Blumer (dalam Nugroho: 2004) adalah sebagai kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat-ayarat dihadapkan oleh suatu masalah,terdapat perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah dan adanya diskusi untuk mencari jalan keluar.Publik sederhananya adalah sejumlah individu yang tidak harus saling mengenal (khususnya secara pribadi) namun terikat pada suatu isu atau masalah yang sama,berkeinginan untuk menjadi bagian dari pemecahan masalah tersebut secara rasional,dimana di dalam proses tersebut terjadi diskusi publik yang rasional melalui media komunikasi massa dan pribadi.Sedangkan defenisi publik lainnya yaitu sejumlah orang banyak yang terikat pada suatu keharusan mengambil bagian dalam kelompok-kelompok orang banyak yang mempunyai sasaran perhatian dan tujuan yang sama.
David Truman (dalam Hennessy 1990) menyatakan Opini publik (pendapat umun) terdiri atas pendapat sekelompok individu yang bersama-sama membentuk masyarakat yang sedang mereka diskusikan. Hal ini tidak mencakup semua pendapat individu, tetapi yang yang berhubungan dengan isu atau keadaan yang menentukan mereka sebagai suatu masyarakat. Arthur Kornhauser (dalam Hennessy 1990) menyatakan bahwa pendapat umum agaknya paling baik dipikirkan sebagai pandangan dan perasan yang sedang hidup dikalangan rakyat tertentu pada saat tertentu mengenai setiap isu yang menarik perhatian rakyat. Jadi Opini publik (pendapat umum) adalah Kompleks Preferensi yang dinyatakan sejumlah orang tertentu mengenai isu yang menyangkut kepentingan umum (Hennessy 1990).
Berbeda dengan William Albig, (dalam Abdurachman, 2001) mengemukakan bahwa opini publik adalah hasil dari interaksi antara individu-individu dalam kelompok apa saja. Hal ini berarti bahwa pendapat masyarakat timbul karena adanya interaksi antara individu-individu yang menyatakan pendapatnya dan opini baru akan menjadi pendapat masyarakat jika sudah dinyatakan.
Menurut Emory Bogardus (Abdurachman, 2001) mengemukakan pendapat umumadalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan di dalam masyarakat demokratis. Opini publik bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan yang berarti sebagai berikut:
1.      Opini publik bukan merupakan kata sepakat (senstemmig, unanimous).
2.      Tidak merupakan jumlah pendapat yang dihitung secara “Numerical
Tahun 1965 sewaktu pembrontakan GESTAPU/PKI ada pertentangan antara PKI dan pendukung Pancasila yang kemudian menjadi Orde Baru. Pertentangan terjadi setelah mendengar bahwa ada pembunuhan terhadap para Jendral oleh PKI. Pembrontakan PKI (GESTAPU/PKI) berlangsung dimana-mana, akan tetapi langsung dapat ditumpas. Hal tersebut juga kita dengar dari surat kabar, radio, televisi dan film, rapat-rapat, pidato-pidato, di forum ceramah dan dimana saja. Gejala tersebut disebut public opinion atau opini publik.[4]
Untuk memahami opini seseorang dan publik tidaklah mudah. Menurut R.P. Abelson, hal ini berkaitan dengan:
1.     Kepercayaan mengenai sesuatu (belief).
2.     Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya (attitude)
3.     Persepsi. Suatu pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan dan persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli inderawi.

Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa opini publik bisa diartikan sebagai pendapat umum yang terbentuk dari interaksi – interaksi  antar individu yang menghasilkan suatu pendapat untuk memberikan suatu solusi dari suatu permasalahan.

PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK

Moore (2004: 55) berpendapat akar dari proses pembentukan opini adalah sikap(attitude). Sikap adalah perasaan atau suasana hati seseorang mengenai orang, organisasi, persoalan atau objek. Sikap menggambarkan predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversional dengan cara menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Secara singkat, sikap adalah suatu cara untuk melihat situasi. Sikap yang diungkapkan adalah opini. Latarbelakang kebudayaan, ras, dan agama seringkali menentukan sikap seseorang. Sama halnya dengan R.P Abelson (dalam Ruslan 1999) bahwa untuk memahami proses pembentukan opini seseoang dan Publik berkaitan erat dengan sikap mental(Attitude), persepsi (persepstion) yaitu proses pemberian makna dan hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief).
Menurut Sunarjo (1984), opini, sikap, perilaku, tidak dapat untuk dipisahkan. Ada beberapa konsep yang dikemukakan oleh Sunarjo (1984) tentang opini yaitu :
1.      Opini atau pendapat merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan atau issu ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan secara tertulis ataupun lisan.
2.      Sikap atau attitude adalah reaksi seseorang yang mungkin sekali terbuka/terlihat, akan tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan/ diperlihatkan, karena itu tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan atau diperlihatkan, karena itu dinyatakan bahwa sikap atau attitude reaksi yang tertutup (covert).
3.      Biasanya sikap seseorang mencerminkan sekaligus pendapatnya secara implisit (dari bahasa latin implicite artinya meskipun belum atau tidak disebut, sudah termasuk didalamnya).
4.      Opini merupakan pernyatan yang diucapkan atau tertulis/tulisan, maka sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif kepada seseorang yang tertentu, objek atau situasi yang tertentu pula.
5.      Opini dianggap sebagai jawaban lisan pada individu yang memberi respon (tanggapan) kepada stimulus dimana dalam situasi/keadaan yang pada umumnya diajukan suatu pertanyaan.
6.      Keyakinan merukan sikap dasar seseorang yang biasanya bertujuan mencapai cita-citanya, memecahkan suatu persoalan ataupun mewujudkan suatu rencana.
Perubahan opini bisa terjadi bila ada faktor ataupun data serta pengalaman yang baru,hal mana menjelaskan bahwa derngan jangka waktu lebih lama masyarakat dapat menerima suatu ide yang mula-mula ditolaknya. Kejujuran dalam diri manusia untuk hidup dalam situasi yang sebaik mungkin, menyebabkan bahwa Koreksi opini akan mengakibatkan perubahan sikap:
(a) Dalam hal ini dikemukakan bahwa ada bermacam-macam opini yaitu :
-          Opini yang berisi atau berwujud ide/gagasan.
-          Opini keyakinan atau ideologi
-          Opini yang berupa pemikiran
(b) Semua pembentukan opini didasarkan pada pengalaman pribadi dan pengalamn orang lain secara langsung atupun tidak langsung diketahui oleh individu dan terkenal sebagai frame of reference.
Bentuk opini lain yang sifatnya lebih kuat ditengah kehidupan masyarakat adalah opini umum. Opini umum ini adalah opini yang berakar kepada radisi serta data istiadat, berkembang dari dahulu hingga sekarang dan telah diterima sebagaimana adanya tanpa kesadaran dan kritik dari generasi lama oleh generasi muda.
Opini umum biasanya berdasarkan nilai dan norma-norma yang berwujud sanksi-sanksi sosial, sehingga ada orang yang mempersoalkannya  berarti mempersoalkan kaidah-kaidah sosial yang pada dasarnya sudah tidak dapat dipersoalkan lagi karena telah diterima menurut tradisi dan adat istiadat.
Sebagai contoh mengenai opini umum ini misalnya adanya opini yang mendukung monogami diberbagai negara ataupun sebaliknya. Opini disuatu negara menyetujui adanya poligami selain itu adanya sikap saling menghormat terhadap bendera kebangsaan pada setiap negara.
Dengan demikian maka opini umum itu merupakan iklim sosial dimana sebagian besar bersum ber pada opini persona, opini kelompok demikian juga opini publik. Walaupun opini ini adalah opini yang menetap dan bersifat statis, namun apabila ada suatu peristiwa yang cukup menggoncangkan ataupun rangsangan yang hebat dari luar sehingga menimbulkan masalah yang kontraversial maka akan mampu menggoyahkan opini umum menjadi opini publik yang dinamis, bahkan tidak sampai disitu saja karena opini publik tersebut dapat agresif.
Akan tetapi sebaliknya opini publik yang menetap dan solid/padat atau opini publik yang mantap lama kelamaan akan meresap dan pada akhirnya menjadi nilai dan norma-norma dan kemudian dapat dirasakan sebagai suatu iklim sosial dan selanjutnya akan menjadi opini umum.
Definisi Opinion Leaders
Opinion leadersatau pemimpin opini adalah individu yang memimpin dalam mempengaruhi pendapat orang lain tentang inovasi. Perilaku pemimpin opini penting dalam menentukan tingkat adopsi suatu inovasi dalam suatu sistem. Bahkan, bentuk kurvaSdifusi terjadi karenapemimpin opini sekali mengadopsi kemudian memberitahu orang lain tentang inovasi yang diadopsinya.
Opinion leaders adalah orang yang mempunyai keunggulan dari masyarakat kebanyakan. Opinion leaderslebih mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya, lebih kompeten dan lebih tahu memelihara norma yang ada. Kemampuan dirinya memelihara norma menjadi salah satu konsekuensi logis bentuk pelayanan atau suri teladan yang diberikan atau ditunjukkan kepada masyarakatnya. Menurut Homanas (1961),”Seseorang yang memiliki status sosial tinggi (pemimpin pendapat) akan senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma kelompoknya sebagai syarat minimal dalam mempertahankan statusnya.” (Depari dan Andrew, 1982).
Jadi, Opinion leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai model dimana perilakunya (baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya.
Disini, opinion leaders memiliki peran yang penting bagi suatu pengambilan suatu keputusan. Karena, opinion leaders berperan sebagai pihak ketiga atau orang yang berperan banyak pada suatu penentuan keputusan. Opinion leaders harus bisa bersikap bijak dan tidak memihak pada satu pihak atau permasalahan saja. Tetepi juga harus pandai mencari- cari keputusan yang baik. Karena peran pentingnya ini, maka opinion leaders bukan sembarang orang, tetapi harus orang yang memiliki pengaruh besar kepada orang lain.
Opini publik memiliki pengaruh yang besar bagi pengambilan keputusan. Karena opini publik berasal dari pendapat khalayak ramai yang terjadi karena adanya saling interaksi. Jika dalam suatu pengambilan keputusan kita tidak memperhatikan mengenai opini publik, maka pengambilan keputusan tersebut bisa jadi akan mendapat penentangan dan kekecewaan dari khalayak ramai. Maka dari itu, dalam suatu pengambilan keputusan, kita juga harus mengamati bagaimana opini publik.



[1]  Ahmad Sehu, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Opini Khalayak Tentang Citra Masjid (Survey Opini Masyarakat Tentang Masjid Raya Aal Ittihaad)”, ( Tesis Universitas Indonesia, Jakarta,2003).

1 komentar: