Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa.
Dalam
menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical
majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority). Subyek
opini publik adalah masalah baru yang kontroversial dimana
unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu
hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru.
Pendekatan prinsip terhadap kajian
opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori:
2. penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu
yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan.
3. deskripsi tentang atau analisis
terhadap peran publik dari opini publik.
4. kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar
opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi.
Menurut Dan Nimmo, opini
personal terdiri atas kegiatan verbal dan non verbal yang
menyajikan citra dan interpretasi individual tentang objek tertentu, biasanya
dalam bentuk isu yang diperdebatkan orang.[1]
Perbincangan
sehari-hari pendapat masyarakat disamakan dengan pendapat umum. Akan tetapi
salah satu pakar ilmu komunikasi Universitas Indonesia berpendapat, misalnya
pengertian publik opinion oleh Jafar H. Assegaf dan R.Rukomy mengungkapkan
bahwa lebih tepat jika orang menggunakannya dengan istilah opini publik sebagai
pengganti dari kata pendapat umum. Alasannya sebagai berikut :
1.
Istilah pendapat umum dalam kamus bahasa Indonesia bahwa
kosa kata dapat berarti mendapat imbuhan dengan awalan pen. Kata dapat, yaitu
kemampuan untuk berbuat sesuatu
2.
Kata umum berarti luas atau jamak dan tidak spesifik yang
menunjukan kepada kelompok tertentu.
3.
Sebaliknya istilah publik lebih tepat dan mempunyai arti
sempit yang mewakili kelompok tertentu
Opini adalah serapan dari bahasa asing (opinion),
merupakan tanggapan atau jawaban terbuka terhadap suatu persoalan yang
dinyatakan berdasarkan kata-kata baik dalam bentuk opini tertulis maupun secara
lisan bisa juga sebagai perilaku, sikap, tindakan, pandangan, dan tanggapan
lain sebagainya (Ruslan, 1999).
Sementara
itu pengertian publik menurut Herbet Blumer (dalam Nugroho: 2004) adalah
sebagai kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat-ayarat
dihadapkan oleh suatu masalah,terdapat perbedaan pendapat dalam menyelesaikan
masalah dan adanya diskusi untuk mencari jalan keluar.Publik sederhananya adalah
sejumlah individu yang tidak harus saling mengenal (khususnya secara pribadi)
namun terikat pada suatu isu atau masalah yang sama,berkeinginan untuk menjadi
bagian dari pemecahan masalah tersebut secara rasional,dimana di dalam proses
tersebut terjadi diskusi publik yang rasional melalui media komunikasi massa
dan pribadi.Sedangkan defenisi publik lainnya yaitu sejumlah orang banyak yang
terikat pada suatu keharusan mengambil bagian dalam kelompok-kelompok orang
banyak yang mempunyai sasaran perhatian dan tujuan yang sama.
David
Truman (dalam Hennessy 1990) menyatakan Opini publik (pendapat umun) terdiri
atas pendapat sekelompok individu yang bersama-sama membentuk masyarakat yang
sedang mereka diskusikan. Hal ini tidak mencakup semua pendapat individu,
tetapi yang yang berhubungan dengan isu atau keadaan yang menentukan mereka
sebagai suatu masyarakat. Arthur Kornhauser (dalam Hennessy 1990) menyatakan
bahwa pendapat umum agaknya paling baik dipikirkan sebagai pandangan dan
perasan yang sedang hidup dikalangan rakyat tertentu pada saat tertentu
mengenai setiap isu yang menarik perhatian rakyat. Jadi Opini publik (pendapat
umum) adalah Kompleks Preferensi yang dinyatakan sejumlah orang tertentu
mengenai isu yang menyangkut kepentingan umum (Hennessy 1990).
Berbeda
dengan William Albig, (dalam Abdurachman, 2001) mengemukakan bahwa opini publik adalah hasil dari interaksi antara
individu-individu dalam kelompok apa saja. Hal ini berarti bahwa pendapat masyarakat timbul karena adanya interaksi antara
individu-individu yang menyatakan pendapatnya dan opini baru akan menjadi pendapat masyarakat jika sudah dinyatakan.
Menurut
Emory Bogardus (Abdurachman, 2001) mengemukakan pendapat umumadalah hasil pengintegrasian pendapat
berdasarkan diskusi yang dilakukan di dalam masyarakat demokratis. Opini publik
bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan yang
berarti sebagai berikut:
1.
Opini publik bukan merupakan kata sepakat (senstemmig,
unanimous).
2.
Tidak merupakan jumlah pendapat yang dihitung secara “Numerical”
Tahun 1965 sewaktu
pembrontakan GESTAPU/PKI ada pertentangan antara PKI dan
pendukung Pancasila yang kemudian menjadi Orde Baru. Pertentangan terjadi setelah mendengar bahwa ada
pembunuhan terhadap para Jendral oleh PKI. Pembrontakan PKI (GESTAPU/PKI)
berlangsung dimana-mana, akan tetapi langsung dapat ditumpas. Hal tersebut juga
kita dengar dari surat kabar, radio, televisi dan film, rapat-rapat,
pidato-pidato, di forum ceramah dan dimana saja. Gejala tersebut disebut
public opinion atau opini publik.[4]
Untuk memahami opini seseorang dan
publik tidaklah mudah. Menurut R.P. Abelson, hal ini berkaitan dengan:
1. Kepercayaan mengenai sesuatu
(belief).
2. Apa yang sebenarnya dirasakan atau
menjadi sikapnya (attitude)
3. Persepsi. Suatu pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
serta menafsirkan pesan dan persepsi merupakan pemberian makna pada stimuli
inderawi.
Jadi
dapat di ambil kesimpulan bahwa opini publik bisa diartikan sebagai pendapat
umum yang terbentuk dari interaksi – interaksi
antar individu yang menghasilkan suatu pendapat untuk memberikan suatu
solusi dari suatu permasalahan.
PROSES PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK
Moore
(2004: 55) berpendapat akar dari proses pembentukan opini adalah sikap(attitude).
Sikap adalah perasaan atau suasana hati seseorang mengenai orang, organisasi,
persoalan atau objek. Sikap menggambarkan predisposisi seseorang untuk
mengevaluasi masalah kontroversional dengan cara menyenangkan ataupun tidak
menyenangkan. Secara singkat, sikap adalah suatu cara untuk melihat situasi.
Sikap yang diungkapkan adalah opini. Latarbelakang kebudayaan, ras, dan agama
seringkali menentukan sikap seseorang. Sama halnya dengan R.P Abelson (dalam
Ruslan 1999) bahwa untuk memahami proses pembentukan opini seseoang dan Publik
berkaitan erat dengan sikap mental(Attitude), persepsi (persepstion) yaitu proses pemberian makna dan
hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief).
Menurut Sunarjo (1984), opini, sikap,
perilaku, tidak dapat untuk dipisahkan. Ada beberapa konsep yang dikemukakan
oleh Sunarjo (1984) tentang opini yaitu :
1.
Opini atau pendapat merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu
persoalan atau issu ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang
diajukan secara tertulis ataupun lisan.
2.
Sikap atau attitude adalah reaksi seseorang yang mungkin sekali
terbuka/terlihat, akan tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan/
diperlihatkan, karena itu tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan atau
diperlihatkan, karena itu dinyatakan bahwa sikap atau attitude reaksi yang
tertutup (covert).
3.
Biasanya sikap seseorang mencerminkan sekaligus pendapatnya secara implisit
(dari bahasa latin implicite artinya meskipun belum atau tidak disebut, sudah
termasuk didalamnya).
4.
Opini merupakan pernyatan yang diucapkan atau tertulis/tulisan, maka sikap
atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon secara positif atau
negatif kepada seseorang yang tertentu, objek atau situasi yang tertentu pula.
5.
Opini dianggap sebagai jawaban lisan pada individu yang memberi respon
(tanggapan) kepada stimulus dimana dalam situasi/keadaan yang pada umumnya
diajukan suatu pertanyaan.
6.
Keyakinan merukan sikap dasar seseorang yang biasanya bertujuan mencapai
cita-citanya, memecahkan suatu persoalan ataupun mewujudkan suatu rencana.
Perubahan opini bisa terjadi bila ada faktor ataupun
data serta pengalaman yang baru,hal mana menjelaskan bahwa derngan jangka waktu
lebih lama masyarakat dapat menerima suatu ide yang mula-mula ditolaknya.
Kejujuran dalam diri manusia untuk hidup dalam situasi yang sebaik mungkin,
menyebabkan bahwa Koreksi opini akan mengakibatkan perubahan sikap:
(a) Dalam hal ini dikemukakan bahwa ada bermacam-macam opini yaitu :
- Opini yang berisi atau berwujud
ide/gagasan.
- Opini keyakinan atau ideologi
- Opini yang berupa pemikiran
(b) Semua pembentukan opini didasarkan pada
pengalaman pribadi dan pengalamn orang lain secara langsung atupun tidak
langsung diketahui oleh individu dan terkenal sebagai frame of reference.
Bentuk
opini lain yang sifatnya lebih kuat ditengah kehidupan masyarakat adalah opini
umum. Opini umum ini adalah opini yang berakar kepada radisi serta data
istiadat, berkembang dari dahulu hingga sekarang dan telah diterima sebagaimana
adanya tanpa kesadaran dan kritik dari generasi lama oleh generasi muda.
Opini umum
biasanya berdasarkan nilai dan norma-norma yang berwujud sanksi-sanksi sosial,
sehingga ada orang yang mempersoalkannya berarti mempersoalkan kaidah-kaidah
sosial yang pada dasarnya sudah tidak dapat dipersoalkan lagi karena telah
diterima menurut tradisi dan adat istiadat.
Sebagai
contoh mengenai opini umum ini misalnya adanya opini yang mendukung monogami
diberbagai negara ataupun sebaliknya. Opini disuatu negara menyetujui adanya
poligami selain itu adanya sikap saling menghormat terhadap bendera kebangsaan
pada setiap negara.
Dengan
demikian maka opini umum itu merupakan iklim sosial dimana sebagian besar
bersum ber pada opini persona, opini kelompok demikian juga opini publik.
Walaupun opini ini adalah opini yang menetap dan bersifat statis, namun apabila
ada suatu peristiwa yang cukup menggoncangkan ataupun rangsangan yang hebat
dari luar sehingga menimbulkan masalah yang kontraversial maka akan mampu
menggoyahkan opini umum menjadi opini publik yang dinamis, bahkan tidak sampai
disitu saja karena opini publik tersebut dapat agresif.
Akan tetapi
sebaliknya opini publik yang menetap dan solid/padat atau opini publik yang
mantap lama kelamaan akan meresap dan pada akhirnya menjadi nilai dan
norma-norma dan kemudian dapat dirasakan sebagai suatu iklim sosial dan
selanjutnya akan menjadi opini umum.
Definisi Opinion Leaders
Opinion leadersatau pemimpin opini adalah
individu yang memimpin dalam mempengaruhi pendapat orang
lain tentang inovasi. Perilaku pemimpin opini penting dalam
menentukan tingkat adopsi suatu inovasi dalam suatu
sistem. Bahkan, bentuk kurvaSdifusi terjadi karenapemimpin
opini sekali mengadopsi kemudian memberitahu orang lain
tentang inovasi yang diadopsinya.
Opinion leaders adalah orang yang
mempunyai keunggulan dari masyarakat kebanyakan. Opinion
leaderslebih mudah menyesuaikan diri
dengan masyarakatnya, lebih kompeten dan lebih tahu memelihara norma yang ada.
Kemampuan dirinya memelihara norma menjadi salah satu konsekuensi logis bentuk
pelayanan atau suri teladan yang diberikan atau ditunjukkan kepada
masyarakatnya. Menurut Homanas (1961),”Seseorang yang memiliki status sosial
tinggi (pemimpin pendapat) akan senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma
kelompoknya sebagai syarat minimal dalam mempertahankan statusnya.” (Depari dan
Andrew, 1982).
Jadi, Opinion
leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni
orang-orang tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal
dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat
menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka)
berperan sebagai model dimana perilakunya (baik mendukung atau menentang)
diikuti oleh para pengikutnya.
Disini, opinion leaders memiliki
peran yang penting bagi suatu pengambilan suatu keputusan. Karena, opinion
leaders berperan sebagai pihak ketiga atau orang yang berperan banyak pada
suatu penentuan keputusan. Opinion leaders harus bisa bersikap bijak dan tidak
memihak pada satu pihak atau permasalahan saja. Tetepi juga harus pandai
mencari- cari keputusan yang baik. Karena peran pentingnya ini, maka opinion
leaders bukan sembarang orang, tetapi harus orang yang memiliki pengaruh besar
kepada orang lain.
Opini publik memiliki pengaruh yang
besar bagi pengambilan keputusan. Karena opini publik berasal dari pendapat
khalayak ramai yang terjadi karena adanya saling interaksi. Jika dalam suatu
pengambilan keputusan kita tidak memperhatikan mengenai opini publik, maka
pengambilan keputusan tersebut bisa jadi akan mendapat penentangan dan
kekecewaan dari khalayak ramai. Maka dari itu, dalam suatu pengambilan
keputusan, kita juga harus mengamati bagaimana opini publik.
[1] Ahmad
Sehu, “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Opini Khalayak Tentang Citra Masjid
(Survey Opini Masyarakat Tentang Masjid Raya Aal Ittihaad)”, ( Tesis
Universitas Indonesia, Jakarta,2003).
Izin mengambil tulisan untuk jawaban tugas :) terima kasih
BalasHapus